Mayasari, Atik (2025) GAMBARAN KEJADIAN PHLEBITIS PADA PASIEN DI RUANG ICU RSUD MUNTILAN. S1 thesis, Universitas Muhammadiyah Magelang.
![]() |
PDF (Skripsi)
File 1_24.0603.0045 BAB 1_BAB 2_BAB 3_BAB 5_DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (2MB) |
![]() |
PDF (Skripsi)
File 2_24.0603.0045_cover_BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (762kB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Skripsi)
File 3_24.0605.0045_Cover_Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Skripsi)
File 4_24.0603.0045_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
![]() |
PDF (Skripsi)
File 5_Pernyataan_Unggah_Repository.pdf Download (505kB) |
Abstract
Latar Belakang phlebitis, peradangan pada vena yang sering terjadi akibat terapi intravena, merupakan komplikasi umum yang dapat memperpanjang masa rawat inap dan meningkatkan biaya perawatan. Penelitian ini dilakukan di ruang ICU RSUD Muntilan, untuk mengidentifikasi gambaran faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian phlebitis pada pasien.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran faktor-faktor kejadian phlebitis pada pasien di ruang ICU RSUD Muntilan, meliputi usia, jenis kelamin, status gizi, penyakit penyerta, jenis cairan, jenis obat, ukuran jarum, lokasi pemasangan, dan lama pemasangan infus.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Data sekunder diperoleh dari rekam medis pasien dan data IPCLN ruang ICU RSUD Muntilan dari tahun 2022 hingga 2024. Responden penelitian berjumlah 33 pasien yang dirawat di ruang ICU dan mengalami phlebitis. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mengukur distribusi frekuensi dan persentase dari setiap faktor.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian phlebitis paling banyak terjadi pada: Usia: pasien berusia > 60 tahun (51,5%), Jenis Kelamin: pasien perempuan (57,6%), Status Gizi: pasien dengan status gizi normal (69,7%). Penyakit penyerta: pasien dengan penyakit penyerta (57,5%), Jenis Cairan: Penggunaan cairan isotonik (57,6%). Jenis Obat: Penggunaan obat vesicant (78,8%). Ukuran vena kateter : Semua responden menggunakan vena kateter ≤ 20 G. Lokasi Pemasangan: Lokasi pemasangan yang tidak dekat persendian (66,7%). Lama Pemasangan: Lama pemasangan infus jam (78,8%).
Kesimpulan: Gambaran pasien yang mengalami kejadian phlebitis yaitu pasien yang berusia di atas 60 tahun, berjenis kelamin perempuan,
memiliki penyakit penyerta dan menggunakan obat vesicant. Sedangkan status gizi, ukuran vena kateter, jenis cairan, lokasi pemasangan infus dam lama pemasangan infus tidak menggambarkan kejadian phlebitis.
Saran Disarankan untuk mengintegrasikan pengetahuan phlebitis ke dalam kurikulum keperawatan, mendorong kolaborasi interdisipliner, meningkatkan pelatihan staf medis, melakukan pengawasan rutin, mengembangkan protokol khusus untuk pasien berisiko tinggi, serta mempertimbangkan pemilihan obat yang tepat. Edukasi pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda awal phlebitis juga penting. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain dan mengevaluasi efektivitas intervensi pencegahan phlebitis.
Kata Kunci: phlebitis, Faktor Risiko, ICU, RSUD Muntilan, Terapi Intravena.
Item Type: | Karya Ilmiah (S1) |
---|---|
Pembimbing: | Ns. Nurul Purborini, S. Kep., MS., Ph.D |
Uncontrolled Keywords: | phlebitis, Faktor Risiko, ICU, RSUD Muntilan, Terapi Intravena. phlebitis, Faktor Risiko, ICU, RSUD Muntilan, Terapi Intravena. phlebitis, Faktor Risiko, ICU, RSUD Muntilan, Terapi Intravena. |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > Ilmu Keperawatan (S-1) |
Depositing User: | FIK 24.0603.0045 |
Date Deposited: | 01 Sep 2025 03:10 |
Last Modified: | 01 Sep 2025 03:10 |
URI: | https://repositori.unimma.ac.id/id/eprint/5534 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |