Ayuwanndari, Feni Farella May (2025) APLIKASI PENERAPAN SENAM DISMENORE UNTUK MENGATASI MASALAH NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN MAMBA’UL HISAN. D3-D4 thesis, Universitas Muhammadiyah Magelang.

[thumbnail of Tugas Akhir] PDF (Tugas Akhir)
22.0601.0020_COVER_BAB I_BAB II_BAB III_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (685kB)
[thumbnail of Tugas Akhir] PDF (Tugas Akhir)
22.0601.0020_COVER_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (314kB) | Request a copy
[thumbnail of Tugas Akhir] PDF (Tugas Akhir)
22.0601.0020_COVER_LAMPIRAN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[thumbnail of Tugas Akhir] PDF (Tugas Akhir)
2206010020_FULLTEXT.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy
[thumbnail of Tugas Akhir] PDF (Tugas Akhir)
22.0601.0020_COVER_PERNYATAAN UNGGAH.pdf - Published Version

Download (266kB)

Abstract

Masa remaja ( adolescence) merupakan masa peralihan dari masa anak – anak ke masa dewasa, biasanya berlangsung antara umur 13 sampai umur 20 meliputi perubahan dalam aspek psikologis, kognitif dan seksualitas. Anak – anak berusia sekolah mengalami transformasi yang signifikan dari usia 6 hingga 18 tahun mencukup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan (Febrina, 2021). Menurut WHO (World Health Organiztion ) remaja adalah mereka yang berusia antara 10 dan 19 tahun. Masa remaja terbagi menjadi masa remaja awal (early adolescence) yaitu usia 10-13 tahun, masa remaja pertengahan (middle adolescence) yaitu usia 14-16 tahun, dan masa remaja akhir (late adolescence) yaitu usia 17-19 tahun(Anugrah, 2022). Menstruasi atau datang bulan merupakan proses pelepasan dinding rahim yang tidak mengalami pembuahan di sertai dengan perdarahan yang terjadi setiap bulan kecuali pada saat masa kehamilan dan menopause. Rata rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21-40 hari hanya sekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 hari (Fitriani, 2018). Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami menstruasi diantaranya faktor hormonal, faktor genetik, faktor bentuk badan, faktor keadaan gizi, faktor lingkungan, faktor aktivitas fisik, dan faktor rangsangan psikis (Nursafa & Adyani, 2019). Gangguan menstruasi dapat mencakup berbagai masalah, seperti gangguan ritme menstruasi, perubahan dalam kuantitas dan durasi menstruasi, serta kondisi amenore dan dismenore. Saat ini, masih banyak perempuan yang mengalami dismenore, namun sering kali mereka menganggap remeh dampaknya. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan kurang bergizi dan minimnya aktivitas fisik, menjadi salah satu penyebab terjadinya dismenore. Sayangnya, banyak di antara mereka yang memilih cara instan untuk meredakan nyeri, yaitu dengan mengandalkan obat analgesik secara terus-menerus. Jika masalah seperti ini tidak segera diselesaikan, dampaknya bisa sangat serius. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penanganan yang efektif dan tepat agar dapat meminimalkan nyeri yang dialami oleh sejumlah wanita di usia produktif. Namun, nyeri akibat dismenore sesungguhnya dapat diatasi dengan berbagai pendekatan, baik farmakologi maupun non-farmakologi. Pendekatan non-farmakologi mencakup penggunaan kompres hangat, mandi air hangat, yoga, teknik distraksi, pijatan, tidur atau istirahat, serta olahraga atau senam(Mariza A, 2022). Dismenore dapat diatasi melalui metode farmakologi maupun non-farmakologi. Penanganan dismenore secara farmakologis biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obatan analgesik. Pengobatan nyeri nonfarmakologis lebih aman karena, tidak seperti obat-obatan, pengobatan ini tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Melalui Senam dismenore, distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, kompres panas atau dingin (Widyanthi et al., 2021). Senam dismenore dapat membantu mengurangi nyeri menstruasi karena pada saat melakukan senam, tubuh melepaskan endorfin yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Selain itu, aktivitas fisik ini juga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot, sehingga mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan selama periode menstruasi(Nurjanah & Iswari, 2019). Senam dismenore adalah aktivitas fisik dapat membantu meredakan nyeri perut yang timbul saat menstruasi. Selama aktivitas fisik, tubuh memproduksi endorfin. Hormon ini adalah hormon kebahagiaan yang menghilangkan rasa sakit, membuat seseorang rileks dan merangsang pasokan oksigen ke otot. Senam dismenore ini murah, dan mudah dilakukan tentu saja tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi tubuh(Vionica & Wulandari, 2022). Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Ayu Astuti et al., 2021). menyebutkan bahwa latihan senam dismenore dilakukan secara rutin sebanyak 2-3 kali dalam seminggu baik sebelum datangnya haid berikutnya maupun pada hari pertama haid setelah latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senam dismenore efektif jika dilakukan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara terhadap 10 remaja putri di Pondok Pesantren Mambaul Hisan Meteseh, Sidoagung Tempuran, Magelang pada tanggal 20 Januari, terungkap bahwa mereka belum memahami manfaat senam dismenore yang dapat membantu mengurangi nyeri saat menstruasi. Selama ini, terdapat berbagai cara yang telah dicoba oleh remaja putri untuk meredakan nyeri dismenore. Sebanyak 3 remaja putri memilih untuk mengonsumsi jamu, 5 remaja lainnya menggunakan obat anti nyeri, sementara 2 remaja putri mengaku hanya mengabaikan rasa nyeri yang muncul saat menstruasi dan memilih untuk berbaring. Dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai "Aplikasi Penerapan Senam Dismenore untuk Mengatasi Masalah Nyeri Dismenore pada Remaja Putri". Penulis ingin menginvestigasi efektivitas senam dismenore dalam meredakan nyeri pada remaja putri di pondok pesantren, serta mengembangkan model aplikasi yang efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan demikian, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta membantu meningkatkan kualitas hidup remaja putri di pondok pesantren Metode yang diterapkan dalam penelitian ini melibatkan pendekatan deskriptif, di mana fokus utama dari studi ini adalah penerapan program senam dismenore untuk mengatasi keluhan nyeri dismenore yang dialami oleh remaja perempuan. Kasus yang dimaksud dapat berupa satu individu ataupun sekelompok orang, seperti contohnya individu atau kelompok. 4.2 Subyek Studi Kasus Subjek dalam studi kasus ini adalah 2 remaja putri berusia 17 tahun yang mengalami nyeri dismenore primer saat menstruasi dengan tingkat nyeri yang dinilai 5, termasuk dalam kategori intensitas nyeri sedang. Hasil kriteria diatas menunjukan subjek 1 An. S dan subjek 2 An. M selama 5 hari berturut- turut melakukan senam dismenore mengatakan nyeri menstruasi yang dirasakan berkurang setelah melakukan senam dismenore secara benar sesuai SOP dan teratur. Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa senam dismenore dapat menurunkan intensitas nyeri dismenore.Hasil penelitian ini sama dengan penelitian tentang senam dismenore sebelumnya yang dilakukan sejalan dengan temuan lain yang mengungkap bahwa ada pengurangan rasa sakit dismenore pada 16 santriwati (Pratiwi, 2021). Temuan ini juga diperkuat oleh (Mariza dan Lazary, 2022) mengenai dampak senam dismenore yang dapat mengurangi nyeri menstruasi pada remaja putri. Berdasarkan literature review dari jurnal Mei Lina Fitri Kumalasari (2017) yang berjudul Efektivitas Senam Dismenore Sebagai Terapi Alternatif Menurunkan Tingkat Nyeri Haid. Berdasarkan dari penelitian tersebut, setelah melakukan senam dismenore, sebagian besar subyek penelitian mengalami nyeri ringan (60%). Penelitian mempunyai nilai p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut memperlihatkan hasil yang signifikan terkait efektifitas senam dismenore dalam usaha menurunkan tingkat nyeri dismenore. Rata-rata dari penelitian tersebut adalah 4,006.Artinya adalah setelah dilakukan senam dismenore, rata-rata perempuan mengalami penurunan nyeri haid sebesar 4,006. dari sebelumnya. Penerapan senam dismenore pada kedua remaja putri berusia 17 tahun yang mengalami nyeri dismenore pada skala 5 ternyata cukup efektif dalam menurunkan nyeri dismenore yang dialami oleh klien. Dibuktikan dengan kedua pasien yang mengalami nyeri sedang ke nyeri ringan. Dengan demikian terapi senam dismenore dapat menjadi alternatif terapi yang mudah dan aman di terapkan oleh pasien dan keluarga secara mandiri.

Item Type: Karya Ilmiah (D3-D4)
Pembimbing: Ns. Reni Mareta, M. Kep.
Uncontrolled Keywords: Masa Remaja,Dismeore,Menstruasi, Senam dismenore, Nyeri dismenore
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > Keperawatan (D-3)
Depositing User: FIK 22.0601.0020
Date Deposited: 26 Sep 2025 04:02
Last Modified: 26 Sep 2025 04:02
URI: https://repositori.unimma.ac.id/id/eprint/6244

Actions (login required)

View Item View Item