Wicaksono Al Ghany, Moch Tegar (2020) PENGENDALIAN KEBISINGAN PADA INDUSTRI PAHAT BATU MELALUI METODE MEAD UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA. Other thesis, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Magelang.
|
PDF (Skripsi)
15.0501.0002_BAB I_BAB II_BAB III_BAB VI_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (2MB) | Preview |
|
PDF (Skripsi)
15.0501.0002_BAB IV_BAB V.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (986kB) | Request a copy |
||
PDF (Skripsi)
15.0501.0002_FULLTEXT.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB) | Request a copy |
||
PDF (Skripsi)
15.0501.0002_PERNYATAAN PUBLIKASI.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (591kB) | Request a copy |
Abstract
Kebisingan merupakan salah satu hazard yang sering memapari pemahat batu di sentra industri pahat batu Muntilan, Jawa Tengah. Hasil pengukuran awal di salah satu sentra, menunjukkan tingkat kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.55/MEN/1999. Sumber kebisingan terutama berasal dari mesin-mesin produksi seperti mesin gergaji, mesin gerinda, dan mesin bubut. Ditunjang dengan kebiasaan para pemahat batu yang jarang mengenakan Alat Pelindung Diri berupa ear muff atau ear plug, maka paparan kebisingan tersebut kemungkinan dapat membahayakan kesehatan terutama organ pendengaran. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikan lebih lanjut tingkat kebisingan di lingkungan kerja pemahat batu, persepsi para pemahat batu terhadap kebisingan, dan merumuskan pengendalian hazard tersebut. Sebagai obyek penelitian adalah para pemahat batu di sentra industri pahat batu Dusun Sewan, Desa Sedayu sejumlah 134 orang. Hasil pengukuran tingkat kebisingan menunjukkan bahwa frekuensi kebisingan dari mesin gergaji batu, mesin gerinda, dan mesin bubut rata-rata adalah 115 dBA (mesin pemotong batu), 106 dBA (mesin gerinda), dan 113 dBA (mesin bubut). Selanjutnya persepsi responden terhadap kebisingan menyatakan 46% mengalai gangguan pendengaran terhadap kebisingan dan 54% menyatakan tidak adanya gangguan pendengaran terhadap kebisingan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di lingkungan industri pahat batu melebihi nilai ambang batas mencapai >100 dBA ketika mesin beroperasi. Oleh karena itu kebisingan di lingkungan kerja pemahat batu harus dikendalikan. Metode yang digunakan untuk pengendalian adalah metode MEAD (Macroergonomic Analysis and Design) yaitu metode untuk mengoptimalkan desain sistem kerja dapat menggunakan pendekatan ergonomi makro. Berdasarkan metode tersebut, maka dihasilkan konsep social engineering untuk pengendalian kebisingan di lingkungan kerja pemahat batu. Social engineering tersebut berupa pembuatan aturan bersama yang disepakati oleh seluruh pengrajin pahat batu.
Item Type: | Karya Ilmiah (Other) |
---|---|
Pembimbing: | Oesman Raliby Al Manan, ST., M. Eng. dan Dra. Retno Rusdjijati, M.Kes |
Uncontrolled Keywords: | Kebisingan, MEAD, Sosial engineering |
Subjects: | T Technology > TS Manufactures |
Depositing User: | Atin Istiarni |
Date Deposited: | 15 Oct 2020 01:55 |
Last Modified: | 15 Oct 2020 01:55 |
URI: | http://eprintslib.ummgl.ac.id/id/eprint/1586 |
Actions (login required)
View Item |